Minggu, 15 Januari 2017

Warga Panik, Gemuruh Kilang Menggelegar, Api di Cerobong Meninggi


Gemuruh suara dari dalam kilang pengolahan minyak milik
PT Pertamina (Persero) mengejutkan warga Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur, Minggu 15 Januari 2017, pukul 00.00.

Suara dari dalam kilang Renivery Unit V Pertamina ini
terdengar hingga lebih 6 kilometer. Gemuruh juga disertai
dengan meningkatnya kobaran api dari menara cerobong
yang ada di tengah kilang. Volume kobaran meningkat
sangat besar dan tidak biasa, membuat langit malam itu jadi
terang benderang, dan meninggalkan asap hitam di langit
terang.

"Seperti ada pesawat ya jam segini. Dia tidak bisa turun ke
bandara sepertinya," kata Ade Ribka, warga dari Kelurahan
Gunung Samarinda.

Gemuruh disertai naiknya volume api tungku yang
berlangsung hampir 2 jam. Kejadian ini mengakibatkan
warga tertarik ke luar rumah, mencari tahu asal suara,
bahkan menonton dari dekat di seputar kilang.
Keadaan kota menjadi terlihat sibuk. Jalanan kota jadi ramai.
Warga kota bisa ditemui berkerumun di pinggir bukit-bukit,
agar mudah menyaksikan kobar api dan mendengar
gemuruh.

Polisi dengan beragam kendaraan pun berseliweran di
jalanan.

Himawan, warga yang tinggal di Kilometer 3, mengaku
sedang menonton televisi ketika mendengar gemuruh yang
tidak juga berhenti. Ia bergegas ke luar rumah menuju asal
suara. Di sepanjang jalan, ia menyaksikan warga sudah
berkemurumun di pinggir-pinggir bukit untuk melihat langit di
atas Pertamina yang memerah. "Kayak pesawat lewat tapi
kok lama. Biasanya sebentar dan hilang. Nonton tivi tiba
tiba mendengar suara. Langsung ke sini," kata Himawan.
Himawan sampai berkendara mendekati kilang di Jalan
Minyak di Karanganyar.

Jalan utama menuju area kilang itu ditutup. Tentara
berseragam hijau loreng dan sekuriti Pertamina berjaga di
sana. Tidak ada kepanikan berarti di jalan itu, tapi warga
tetap menumpuk di sana.

"Masyarakat jadi panik. Ini kejadian tidak biasa bagi
masyarakat. Tidak tahu apa yang terjadi," kata Paur Subag
Humas Polres Balikpapan Iptu D Suharto.

"Setelah mendekat suaranya seperti kompor gas raksasa,"
kata Himawan.Kepanikan bahkan sampai mengakibatkan
ketakutan sejumlah warga.

Ramlah yang tinggal di Kelurahan Gunung Samarinda Baru
mengaku menerima telepon dari keluarganya di Km 3.
“Mereka meminta untuk pindah segera ke Kilometer 20,” kata
Ramlah.


Melalui siaran pers, Pjs Area Manager Communication and
Relation Pertamina Area Kalimantan, Iman Rismanto,
mengungkapkan, telah terjadi gangguan, menyusul matinya
turbin generator 2. Turbin itu berguna untuk menyuplai listrik
ke kilang RU V. Piranti itu padam sejak pukul 19.30, Sabtu 13
Januari 2017. Disebutkan, para teknisi sejatinya telah
melakukan perbaikan. “Penyebab matinya turbin generator
itu sedang dilakukan investigasi,” kata Imam.

Akibat insiden ini, operasional kilang dihentikan sementara.
Bersamaan dengan perbaikan itu, maka dilakukanlah start
up unit operasi sebagai bagian dari prosedur keselamatan
dan keamanan kerja. "Kita lakukan prosedur normal shut
down alias menghentikan sementara operasional di kilang,"
kata Imam.

Penulis : Kontributor Balikpapan, Dani Julius Zebua
Editor : Glori K. Wadrianto
Sumber : .korankompas.

Sabtu, 14 Januari 2017

Bocah SD Meninggal akibat DBD, Keluarga Salahkan RS dan Dokter


Prima Silalahi (10) bocah kelas 4 sekolah dasar warga
Kecamatan Dolok Pardamean, Simalungun meninggal dunia
karena menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
di RS Harapan, Jalan Farel Pasaribu, Pematangsiantar,
Sabtu 14 Januari 2017.

Namun pihak keluarga keberatan dan protes dengan
pelayanan dokter dan perawat rumah sakit yang dituding
menjadi penyebab kematian korban.

Salah seorang kerabat korban, Doni Manik (35),
menyebutkan, korban masuk rumah sakit pada Kamis 12
Januari 2017 pagi. Orangtua korban, Rusman Silalahi dan
Fitri boru Manik membawa korban ke RS Harapan karena
diperkirakan terjangkiti penyakit DBD. Korban yang
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara itu kemudian
diopname di salah satu ruangan anak dengan status pasien
BPJS. Keesokan harinya, Jumat 13 Januari 2017 malam
sekitar pukul 20.00 WIB, kondisi korban kritis. Keluarg
meminta pihak medis memindahkan korban ke ruangan ICU
untuk mendapatkan perawatan intensif. Namun dokter jaga
dan perawat menolak dengan alasan ruangam ICU penuh.
Keluarga korban kemudian diminta mencari ruangan ICU di
rumah sakit lain di Pematangsiantar. Sayangnya, keluarga
korban tak menemukan ruangan ICU kosong di sejumlah
rumah sakit lain. Pihak RS Harapan kemudian menyarankan
membawa korban ke rumah sakit di Kota Medan. Lalu pada
Sabtu 14 Januari 2017 siang, atas desakan keluarga, korban
akhirnya dipindahkan ke ruangan ICU rumah sakit tersebut.
Namun begitu tiba di ruangan, korban sudah
menghembuskan nafas terakhirnya. Keluarga pun protes,
karena ternyata di ruangan ICU ditemukan tempat tidur
pasien yang kosong.

"Jika keponakanku ini meninggal karena perawatan kami
bisa ikhlas menerima. Tapi kenyataannya gara- gara dokter
dan perawat itu menyebut ruangan ICU penuh tapi kami lihat
tadi masih banyak tempat tidur pasien kosong. Padahal
kami sudah bersedia bayar pasien umum. Pokoknya kami
tidak terima dengan dokter dan perawat itu," kata Doni
Manik.

Demikian juga nenek korban, boru Purba menyatakan
protesnya atas pelayanan rumah sakit. Dia menuduh dokter
dan perawat RS Harapan lah penyebab meninggalnya
korban. "Dokter dan perawat itu harus dipecat," tukas boru
Purba kesal sambil menangis melihat cucunya sudah
meninggal dunia.

Pihak RS Harapan sendiri melalui Humas, Nesli Purba
enggan memberikan keterangan. Dia menyebut, pihaknya
hanya memberikan keterangan kepada keluarga korban dan
bukan kepada wartawan. "Kami tidak bisa memberikan
penjelasan kepada wartawan. Hanya bisa memberikan
penjelasan kepada kekuarga korban," kata Nesli.

Penulis : Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe
Editor : Bambang Priyo Jatmiko
Sumber : .kompas.

Alternatif warga Mbrajang penuhi kebutuhan pangan


Mahalnya harga barang kebutuhan sehari hari yang naik
secara bertahap namun tak diimbangi dengan naiknya
pendapatan membuat masyarakat harus memutar otak demi
hidup yang layak. Tidak setiap hari warga bisa
mengonsumsi makanan bergizi, sebab penghasilan yang
ada kadang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Untungnya, ada sungai buatan kecil yang membujur dari
barat ke timur sejajar dengan jalan pantura jalur Demak-
Semarang .

Oleh Warga Demak, sungai sodetan Kali Tuntang tersebut
dinamai Sungai Pelayaran. Nah, sungai inilah yang
dimanfaatkan para kepala keluarga yang ingin menghemat
pengeluaran dengan cara menyerok ikan dengan alat
semacam jaring bertiang empat yang disebut "branjang".
Dengan branjang inilah warga mencari ikan nila yang banyak
tersebar di perairan buatan ini.

Faisal (33) misalnya, karyawan pabrik yang sedang
mbranjang di waktu senggangnya, Sabtu 14 Januari 2017.
Dia menyatakan bahwa selain mendapatkan ikan sebagai
lauk kaya nabati untuk anaknya, ia juga mendapat hiburan
tersendiri. Warga yang tinggal di RT 04 RW 02 Desa
Karangsari, Kecamatan Karangtengah, Demak ini mengaku
sangat menikmati proses mbranjang-nya. Apalagi, untuk
berpindah dari satu tempat ke tempat lain dirinya
menggunakan "gethek" atau rakit bambu. "Iya, Mas, serasa
berselancar. Airnya tenang dan ikannya juga banyak.
Lumayan buat lauk anak saya yang masih TK," kata Faisal.
Sekali mbranjang, ia bisa mendapat 12 ekor nila seukuran 3
jari. "Jika beruntung bahkan saya bisa membawa pulang 1
kg ikan segar," ucap Faisal.

Sementara itu, Suhadi (52) pencari ikan lain menyatakan
bahwa selain untuk lauk sendiri juga untuk dijual.
Hasil mbranjang-nya berupa ikan nila, tawes dan wader.
Suhadi mencari ikan secara rutin pagi dan sore, hasilnya
minimal 1-2 kilogram ikan bisa terjaring dalam alat
berukuran 2 meter persegi tersebut. "Hari ini dapat banyak,
ada satu yang kira-kira beratnya seperempat kilogram," kata
Suhadi yang rumahnya persis di depan Sungai Pelayaran.
Menurut Suhadi, di Pasar Buyaran yang berjarak 400 meter
dari rumahnya, ikan nila hasil tangkapannya dihargai Rp
20.000 per kilogram. "Lumayan irit blanja," ucapnya.

Berdasarkan pantauan , para pencari ikan ini biasanya
beraksi tiap pagi dan sore hari. mencoba mengoperasikan
branjang dengan cara merendam alat seharga Rp 100.000
tersebut, sampai sebatas tiang penyangga. Sekitar dua
menit kemudian, branjang diangkat dan ikan-ikan kecil akan
meluncur dari sela jaring yang renggang. Sementara ikan
berukuran sedang akan terperangkap. Hasilnya, dalam
tempo 30 menit didapatlah lima ekor ikan nila.

Penulis : Kontributor Demak, Ari Widodo
Editor : Bayu Galih
Sumber : .kompas.

Jumat, 13 Januari 2017

Magelang, Seorang Pria Tewas Setelah kejang-kejang saat sedang di Pijit



Seorang pria tewas sesaat setelah dipijat oleh terapis di
tempat pijat tradisional di Desa Bumirejo, Kecamatan
Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ,
Jumat 13 Januari 2017.

Pria itu diketahui bernama Priyo Handono (68), asal Jalan
Diponegoro, Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang
Tengah, Kota Magelang.

Informasi yang diperoleh dari Kepolisian Resor (Polres)
Magelang, korban datang ke tempat pijat sendirian, sekitar
14.00 WIB, bermaksud untuk pijat karena mengaku sedang
kecapaian.

Korban kemudian dipijat dan dioles minyak angin oleh
seorang terapis wanita dengan posisi tubuh terlentang. 
Namun, baru 15 menit dipijat, korban tiba-tiba kejang-
kejang lalu tidak sadarkan diri.

"Sebelum dipijat, korban pamit buang air kecil ke toilet. Lalu
saat dipijat, korban bilang ke terapisnya kalau dia sedang
lelah dan ingin merem (mata terpejam). Tapi tiba-tiba korban
mengalami kejang," ungkap Kepala Sub Bagian Humas
Polres Magelang AKP Santoso, Jumat petang.

Mengetahui hal itu, sang terapis mengaku terkejut lalu
segera memberitahu rekan-rekan kerjanya serta warga
sekitarnya. Menurut Santoso, beberapa warga sempat
memeriksa denyut nadi korban saat tidak sadarkan diri.
Saat itu diketahui korban sudah meninggal dunia.

Anggota Polres Magelang yang tiba di lokasi kajadian
langsung melakukan olah TKP, meminta keterangan saksi,
dan memeriksa jenazah korban dengan dibantu oleh tim
dokter Puskmesmas Mungkid.

Berdasarkan hasil pemeriksaan awal, ujar Santoso, kondisi
jenazah korban masih lemas, diperkirakan meninggal dunia
sebelum dua jam akibat sakit. Namun pihaknya tidak
merincikan sakit yang diduga diderita korban.

"Saat diperiksa petugas korban sudah positif meninggal
dunia, diperkirakan ia sudah menderita sakit sebelum dipijat,"
beber Santoso.

Menurut Santoso, pihak keluarga sudah menyatakan
menerima kematian korban sebagai musibah dari Tuhan.
Jenazah kemudian dibawa keluarga ke rumah duka di
Kelurahan Ringinanom, Kecamatan Magelang Utara, Kota
Magelang, untuk dikebumikan.

Penulis : Kontributor Magelang, Ika Fitriana
Editor : Erlangga Djumena

Permatang Siantar, Istri Pejabat Pemkot Tewas, Tertabrak Truk yang Mundur di Tanjakan


Junita Simangunsong (37), isteri Kepala Bagian Tata
Pemerintahan (Tapem) Pemko Pematangsiantar, Josua
Sihaloho, tewas setelah sepeda motor Honda Vario yang
dikendarainya tertabrak truk colt diesel Toyota Dyna, Jumat
13 Januari 2017 siang.

Kejadian naas itu berlangsung di Jalan Negeri Bosar,
Kecamatan Siantar Marihat, Pematangsiantar. Saat itu,
Junita berboncengan dengan dua putranya, Jeremy (3) dan
Agus (19). Mereka baru saja keluar dari rumah menuju rumah
kerabatnya.

Saat melaju di tanjakan, truk yang berada di depannya yang
bermuatan batu bata mendadak mundur kemudian
menabrak motor yang dikendarainya. Pasca-kejadian, sopir
truk langsung kabur, sedangan dua kernetnya Subarno dan
Muhammad Ali, diamankan warga setempat.

Warga kemudian membawa Junita yang dalam kondisi
sekarat ke RS Vita Insani Pematangsiantar, sedangkan
putranya Jeremy mengalami kondisi patah kaki dan dibawa
ke RS Tentara, sedangkan sang adik, Agus, selamat.
Junita yang juga PNS di Pemko Pematangsiantar
mengembuskan nafas pada sore hari di ruang ICU RS Vita
Insani setelah sempat mendapat perawatan intensif dari tim
medis.

Sejumlah petugas unit Laka Lantas Polres Pematangsiantar
yang mendapat informasi kejadian tiba di lokasi melakukan
olah tempat kejadian perkara, lalu mengamankan dua
kendaraan dan dua kernet yang sempat ditahan warga.
Kasat Lantas Polres Pematangsiantar, AKP Jupiter F
Simanjuntak, menyebutkan, kecelakaan naas itu terjadi
karena sopir truk tak hati-hati saat membawa kendaraan di
jalan tanjakan. Truk mundur di jalan tanjakan karena diduga
keberatan membawa muatan batu bata.

"Kami sudah tangani kasus tabrakan itu. Sudah diamankan
barang bukti kedua kendaraan tersebut," ujarnya.

Penulis : Kontributor Pematangsiantar, Tigor Munthe
Editor : Caroline Damanik

Kamis, 12 Januari 2017

MADIUN, Ratusan Makam dipindahkan untuk Jalan TOL Ngawi - Kertosono


Ratusan makam di Desa Purworejo dan Kedungrejo,
Kecamatan Pilangkenceng, Kabupaten Madun, Jawa Timu
terdampak proyek pembangunan jalan tol Solo-Kertosono
ruas Ngawi-Kertosono sehingga harus dipindahkan oleh
para ahli warisnya.

Kepala Desa Purworejo Bambang Sumitro mengatakan,
sesuai hasil pendataan, total ada sekitar 865 makam yang
terdampak di dua desa dan akan pindahkan oleh ahli waris
secara bertahap. "Makam tersebut dipindahkan ke lokasi
baru yang telah disediakan oleh pihak pembangun Tol
SoloKertosono sebagai tempat pemakaman umum (TPU)
baru yang berjarak sekitar 500 meter dari TPU lam yang
dibongkar," ujar Bambang, Kamis 12 Januari 2017.

Ia mengatakan, lahan TPU baru seluas sekitar 2.000 meter
persegi. Adapun luas lahan TPU lama sekitar 1.000 meter
persegi.

Selain telah menyediakan lahan pengganti, pihak
pembangun tol juga memberikan dana kompensasi bagi
masing-masing ahli waris yang makam keluarganya
terdampak. Total dana kompensasi ini mencapai Rp 2 miliar
lebih. Proses pemindahan ratusan makam tersebut
diperkirakan memerlukan waktu hingga 60 hari ke depan
sejak kemarin. Begitu pemindahan selesai, pembangunan
proyek jalan tol ruas Ngawi-Kertosono di Magetan dapat
segera dilakukan dan berjalan lancar.

Jalan tol Solo-Kertosono ruas Ngawi-Kertosono akan
dibangun melintasi tiga kabupaten, yakni
Madiun,
Magetan, dan
Ngawi.
Proyek ini dikerjakan oleh PT Waskita Karya (Persero) melalui
rekanan PT Ngawi Kertosono Jaya Baru.

Ada ribuan bidang lahan di masing-masing kabupaten yang
terdampak proyek pembangunan tersebut. Sebagian telah
selesai dibebaskan dan sebagian lain masih dalam proses.
Secara keseluruhan, tol Solo-Kertosono merupakan bagian
dari jalan Tol Trans Jawa sepanjang 615 kilometer.

Proyek tersebut sempat mangkrak dan pada pemerintahan
Presiden Joko Widodo mulai dikebut agar bisa selesai pada
2017 dan beroperasi pada 2018.

Editor : Laksono Hari Wiwoho
Sumber : ANTARA,