SINJAI ,
Dalam sehari ini, setidaknya ada tiga bayi
yang ditemukan warga di tiga lokasi berbeda.
Satu di antaranya berupa janin yang sudah
tidak bernyawa.
Janin yang dibungkus plastik hitam itu
ditemukan tersangkut di aliran air di Kelurahan Penaraga,
Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Warga bernama Rasyid melihatnya ketika ia hendak
mengambil bola yang jatuh ke sungai.
"Awalnya saya tidak curiga, tapi saya melihat ada seperti
usus yang keluar pada bungkusan plastik yang tersangkut
pada kayu dan bambu di kali.
Makanya saya panggil warga untuk membukanya,
" kata Rasyid kepada wartawan, Kamis 2 Februari 2017.
Sekitar pukul 16.00 Wita,
aparat Polres Bima Kota tiba di lokasi kejadian.
Kepala Subbagian Humas Polres Bima Kot, Ipda Suratno mengatakan, janin bayi perempuan itu diperkirakan
berusia 8 bulan.
Pada pukul 17.15 Wita,
jasadnya dibawa ke RSUD Bima untuk diotopsi.
Polisi masih menyelidiki orangtua bayi tersebut.
Sementara itu, seorang bayi laki-laki
ditemukan dalam kondisi sehat di dalam
toilet stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU)
Dusun Taruncue, Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan,
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Kamis 2 Februari 2017.
Bayi itu ditemukan pukul 10.00 Wita
di SBPU Taruncue yang masih dalam
tahap proses pembangunan.
Awalnya, warga setempat penasaran dengan suara
tangisan bayi dari halaman SPBU yang ditumbuhi
rimbunan semak belukar.
"Tadi ditemukan di WC SBPU yang sudah lama
belum terpakai karena pembangunannya belum rampung,"
kata Satria, salah seorang warga setempat.
Saat ditemukan bayi tersebut hanya terbungkus
selembar kain batik dengan tali pusar yang belum terpotong.
Bayi tersebut diduga lahir beberapa jam sebelum ditemukan.
"Kami telah melakukan penyisiran di sekitar TKP
(tempat kejadian perkara) sebagai bagian dari penyelidikan," kata AKP Sardan, Kepala Satuan Reserse
dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Sinjai.
Bayi tersebut kemudian dibawa ke
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Samaenre,
Desa Bikeru, dan dirawat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sinjai.
Bayi laki-laki juga ditemukan tergeletak
di belakang kamar mandi rumah Hendra,
Jalan Sei Kenangan, Sei Tualang Raso, Tanjung Balai, Sumatera Utara, Kamis 2 Februari 2017 dini hari.
Saat ditemukan, bayi itu dibungkus kain bedong,
tetapi masih ada bercak darah.
Warga setempat curiga bayi itu adalah anak Fa (25).
Sebelum kejadian, Fa terlihat membuang sesuatu
di dekat lokasi penemuan.
Rumah Fa yang berjarak sekitar 50 meter
dari rumah Hendra pun didatangi polisi bersama warga.
Saat ditemui, Fa mengaku sedang sakit.
Melihat kondisi Fa, warga menduga dia baru saja melahirkan.
Kasubbag Humas Polres Tanjung Balai AKP Y Sinulingga
mengatakan, saat ini Fa dan bayinya sudah dibawa ke RSUD
Tanjung Balai untuk mendapat perawatan.
Polisi masih menyelidiki kasus ini,
termasuk kejanggalan identitas Hendra.
Sebelumnya, Fa pernah mengaku kepada warga
sebagai duda beranak satu dan menikah dengan
perempuan bernama Sa.
Penulis :
Kontributor Bone, Abdul Haq ,
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Kontributor Bima, Syarifudin
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Dalam sehari ini, setidaknya ada tiga bayi
yang ditemukan warga di tiga lokasi berbeda.
Satu di antaranya berupa janin yang sudah
tidak bernyawa.
Janin yang dibungkus plastik hitam itu
ditemukan tersangkut di aliran air di Kelurahan Penaraga,
Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat.
Warga bernama Rasyid melihatnya ketika ia hendak
mengambil bola yang jatuh ke sungai.
"Awalnya saya tidak curiga, tapi saya melihat ada seperti
usus yang keluar pada bungkusan plastik yang tersangkut
pada kayu dan bambu di kali.
Makanya saya panggil warga untuk membukanya,
" kata Rasyid kepada wartawan, Kamis 2 Februari 2017.
Sekitar pukul 16.00 Wita,
aparat Polres Bima Kota tiba di lokasi kejadian.
Kepala Subbagian Humas Polres Bima Kot, Ipda Suratno mengatakan, janin bayi perempuan itu diperkirakan
berusia 8 bulan.
Pada pukul 17.15 Wita,
jasadnya dibawa ke RSUD Bima untuk diotopsi.
Polisi masih menyelidiki orangtua bayi tersebut.
Sementara itu, seorang bayi laki-laki
ditemukan dalam kondisi sehat di dalam
toilet stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU)
Dusun Taruncue, Desa Alenangka, Kecamatan Sinjai Selatan,
Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, Kamis 2 Februari 2017.
Bayi itu ditemukan pukul 10.00 Wita
di SBPU Taruncue yang masih dalam
tahap proses pembangunan.
Awalnya, warga setempat penasaran dengan suara
tangisan bayi dari halaman SPBU yang ditumbuhi
rimbunan semak belukar.
"Tadi ditemukan di WC SBPU yang sudah lama
belum terpakai karena pembangunannya belum rampung,"
kata Satria, salah seorang warga setempat.
Saat ditemukan bayi tersebut hanya terbungkus
selembar kain batik dengan tali pusar yang belum terpotong.
Bayi tersebut diduga lahir beberapa jam sebelum ditemukan.
"Kami telah melakukan penyisiran di sekitar TKP
(tempat kejadian perkara) sebagai bagian dari penyelidikan," kata AKP Sardan, Kepala Satuan Reserse
dan Kriminal (Kasat Reskrim) Polres Sinjai.
Bayi tersebut kemudian dibawa ke
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Samaenre,
Desa Bikeru, dan dirawat Rumah Sakit Umum Daerah
(RSUD) Sinjai.
Bayi laki-laki juga ditemukan tergeletak
di belakang kamar mandi rumah Hendra,
Jalan Sei Kenangan, Sei Tualang Raso, Tanjung Balai, Sumatera Utara, Kamis 2 Februari 2017 dini hari.
Saat ditemukan, bayi itu dibungkus kain bedong,
tetapi masih ada bercak darah.
Warga setempat curiga bayi itu adalah anak Fa (25).
Sebelum kejadian, Fa terlihat membuang sesuatu
di dekat lokasi penemuan.
Rumah Fa yang berjarak sekitar 50 meter
dari rumah Hendra pun didatangi polisi bersama warga.
Saat ditemui, Fa mengaku sedang sakit.
Melihat kondisi Fa, warga menduga dia baru saja melahirkan.
Kasubbag Humas Polres Tanjung Balai AKP Y Sinulingga
mengatakan, saat ini Fa dan bayinya sudah dibawa ke RSUD
Tanjung Balai untuk mendapat perawatan.
Polisi masih menyelidiki kasus ini,
termasuk kejanggalan identitas Hendra.
Sebelumnya, Fa pernah mengaku kepada warga
sebagai duda beranak satu dan menikah dengan
perempuan bernama Sa.
Penulis :
Kontributor Bone, Abdul Haq ,
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Kontributor Bima, Syarifudin
Editor : Laksono Hari Wiwoho
Tidak ada komentar:
Posting Komentar